Perpustakaan Sarana Mengurangi Kesenjangan Sosial

Komitmen Bupati Pacitan Indartato dalam mendukung pengembangan perpustakaan di daerahnya diganjar penghargaan nasional. Prestasi itu didapat setelah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (RI) menilai jika Indartato mampu mengupayakan pengembangan perpustakaan melalui program perpuseru. ‘’Karena Pacitan dinilai mampu menerapkan UU 43/2007 tentang perpustakaan dengan baik. Mengingat pengembangan perpustakaan itu merupakan kewenangan wajib,’’ ujar Indartato Bupati Pacitan, kemarin (14/4).

Menurut dia, pengembangan perpustakaan dilakukan karena dianggap memiliki peran untuk mengurangi kesenjangan sosial masyarakat dalam segala hal. Utamanya untuk mendukung terciptanya lapangan pekerjaan. ‘’Kenapa demikian, karena masyarakat bisa belajar tentang banyak hal. Contohnya, ketika warga mau usaha beternak itik mereka bisa mencari referensi buku cara beternak di perpustakaan. Sehingga pengetahuannya bisa bertambah,’’ jelasnya.

Perpustakaan juga dijadikan sarana meningkatkan angka melek huruf. Buktinya selama lima tahun terakhir, angka melek huruf di Pacitan terus menunjukkan grafik peningkatan. Dari 91,6 persen pada 2011 lalu, kini meningkat menjadi 92,83 persen. Karena itu, kantor perpustakaan daerah dibangun lebih modern dengan anggaran sebesar Rp 1,25 miliar. ‘’Jika kondisi perpustakaan daerah lebih baik dari sebelumnya, diharapkan pengunjung makin banyak,’’ kata Indartato.

Diungkapkannya, upaya pengembangan perpustakaan tersebut juga berbanding lurus untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Pacitan. Sebagaimana diketahui, angka IPM Pacitan saat ini mencapai 74,08. Bahkan, Indartato menilai angka IPM tersebut berada di posisi tengah Jawa Timur. ‘’Diharapkan pengembangan perpustakaan ini bisa sampai ke desa-desa. Kalau bisa dana desa nanti digunakan untuk pengembangan perpustakaan,’’ terangnya.

Saat ini berdasarkan data Perpusda setidaknya sudah ada sekitar 72 perpustakaan desa yang didirikan pemkab bekerjasama dengan pemerintah desa setempat. ‘’Nanti kita juga akan lombakan di masing-masing desa. Dihitung berapa persen masyarakat disitu yang gemar membaca. Dan, hasilnya nanti akan kita bandingkan,’’ terangnya.

Meski begitu, Indartato mengaku bukan berarti upaya peningkatan gemar membaca di masyarakat ini tanpa kendala. Utamanya terkait pengadaan buku yang masih terbatas karena menyesuaikan kemampuan anggaran. ‘’Oleh karena itu secara bertahap, pemkab berupaya menyediakan dana walaupun sedikit untuk melengkapi koleksi buku di perpusda,’’ tuturnya. (sumber radarmadiun.co.id)