Ponorogo, 11 November 2024 – Dalam rangka meningkatkan keterampilan literasi informasi di kalangan mahasiswa, Perpustakaan IAIN Ponorogo menyelenggarakan Workshop Literasi Informasi di Aula Perpustakaan, lantai 4. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan literasi informasi yang efektif guna menghadapi tantangan era digital dan fenomena post-truth.
Dalam sambutannya Kepala UPT Perpustakaan, Alwan Wibawanto, S.Th.I., M.E. menekankan literasi informasi merupakan pondasi penting bagi mahasiswa untuk memilah informasi yang benar dan akurat di tengah maraknya misinformation dan disinformation.
Wakil Rektor IAIN Ponorogo, Prof. Dr. Muhibat, M.Ag., yang juga hadir untuk memberikan pengarahan, bahwa literasi informasi adalah salah satu keterampilan esensial bagi generasi muda dalam mengembangkan kapasitas akademik dan profesional di era teknologi informasi. “Dengan memiliki kemampuan literasi informasi yang kuat, mahasiswa dapat berpartisipasi secara etis dalam komunitas pembelajar, menciptakan pengetahuan baru, serta berkontribusi positif terhadap masyarakat,” ungkap Prof. Muhibat.
Dengan adanya kebijakan baru di IAIN Ponorogo yang memungkinkan mahasiswa magister mengganti tesis dengan publikasi artikel pada jurnal Sinta 2, serta mahasiswa sarjana mengganti skripsi dengan publikasi di jurnal Sinta 2 atau 3, workshop ini sangat membantu mahasiswa memahami langkah-langkah penting dalam menghasilkan karya ilmiah berkualitas sesuai standar akademik.
Workshop ini menghadirkan Dwi Fajar Saputra, S.Sos., M.M., sebagai narasumber utama, dengan moderator Eny Supriati, S.IP., M.Pd. Materi yang disampaikan mencakup keterampilan dasar literasi informasi, teknik mengevaluasi informasi digital, dan strategi menghadapi filter bubble serta konten clickbait di media sosial.
Dwi Fajar menyampaikan bahwa literasi informasi merupakan kemampuan terintegrasi mencakup penemuan informasi secara reflektif, pemahaman tentang cara informasi dihasilkan dan dinilai, serta penggunaan informasi untuk menciptakan pengetahuan baru dan berpartisipasi etis dalam komunitas pembelajar. Lebih dari sekadar mencari data, literasi informasi mengajarkan mahasiswa mengevaluasi kualitas dan relevansi informasi yang mereka terima. Dengan mengelola siklus pencarian yang meliputi akses, evaluasi, organisasi, dan pemanfaatan informasi, mahasiswa mampu memilah informasi akurat di tengah information overload.
Para peserta aktif mengikuti sesi tanya jawab untuk memperdalam pemahaman tentang literasi informasi dan bagaimana menerapkannya dalam kegiatan akademik.
Kegiatan ditutup dengan penugasan menulis artikel dan evaluasi, yang mencerminkan antusiasme mahasiswa serta pemahaman mereka akan pentingnya keterampilan literasi informasi dalam mendukung aktivitas akademik dan pengembangan karier di masa depan. (ES)